Minggu, 17 Oktober 2010

Kenakalan Remaja Atau Kenakalan Orang Tua

Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar psikolog selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus. Sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin berkembang, maka arus hubungan antar kota-kota besar dan daerah semkain lancar, cepat dan mudah. Dunia teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas diberbagai lapisan masyarakat.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada." (sumber Whandi.net/1 jan 1970).

Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor eksternal lingkungan yang jarang memerhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orangtua. Kita selalu menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang.

Ketika kita berbicara mengenai iman, kita mempersoalkan nilai dan biasanya melupakan sesuatu, yaitu pengaruh orangtua. Didikan orangtua yang salah bisa saja menjadi faktor sosiopsikologis utama dari timbulnya kenakalan pada diri seorang remaja. Apalagi jika kasus negatif menyerang orangtua si remaja, seperti perselingkuhan, perceraian, dan pembagian harta gono-gini. Mungkin kita perlu mengambil istilah baru, kenakalan orangtua.

Orang tua, sering lupa bahwa prilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena kehidupan ini tidak lepas dari contek-menyontek prilaku yang pernah ada. Bisa juga karena ada pembiaran terhadap perilaku yang mengarah pada kesalahan, sehingga yang salah menjadi kebiasaan. Para orang tua jangan berharap anaknya menjadi baik, jika orang tuanya sendiri belum menjadi baik. Sebenarnya nurani generasai ingin menghimbau “Jangan ajari kami selingkuh, jangan ajari kami ngomong jorok, tidak jujur, malas belajar, malas beribadah, terlalu mencintai harta belebihan dan lupa kepada Sang Pencipta, yaitu Allah.�

Tulisan ini mencoba mengajak merenung bagi kita para orangtua, bahwa kenakalan tak selalu identik dengan remaja, tapi justru banyak kenakalan yang dilakukan oleh para orangtua (di rumah, di masyarakat, dan di pemerintahan) yang akhirnya juga menjadi inspirasi remaja untuk berbuat nakal. Menyedihkan memang! (sumber O. Solihin)

Kenakalan orangtua dalam ikatan keluarga

Contohnya seperti :

Suka berkata-kata kasar, suka menghujat atau memaki, mengajari anak untuk melakukan perlawanan ketika anak diganggu orang lain, suka menyakiti anak secara fisik dan psikis, merokok seenaknya di depan anak-anak, dl (masalah akhlak).

Mengabaikan pelaksanaan syariat, sholat misalnya, banyak juga kita orang tua yang mengabaikan sholat, melalaikan sholat, bahkan tidak pernah sholat, membiarkan anak-anak gadisnya tidak menutup aurat, membiarkan anak-anaknya bergaul bebas (pacaran), membiarkan anak-anaknya minum-minuman keras, dll.


Kenakalan orangtua di masyarakat

Contohnya seperti :

Menciptakan suasana yang tidak produktif (bapak-bapaknya), misalnya waktu pagi, siang dan malam suka nongkrong sambil main gaple, atau main catur, walau tidak pakai uang, ini sama saja artinya tidak menjaga kehormatan diri, apalagi kehormatan keluarganya (istri dan anak-anaknya)? Sedangkan yang ibu-ibunya suka ngumpul sambil berghibah atau memfitnah, menghambur-hamburkan uang dengan gaya hidup yang konsumtif yaitu belanja di mall atau supermarket, bergaya hidup mewah.
Menyediakan sarana kemaksiatan, ini misalnya, jadi bandar narkoba, jadi bandar judi, menyediakan tempat hiburan (diskotik).

Pendidik yang lalai, ini bisa kita lihat di sekolah atau di kampus, padahal lembaga pendidikan adalah tempat yang aman untuk menimba ilmu pengetahuan atau belajar, tapi kenyataannya banyak pendidik yang memberikan contoh yang tidak baik terhadap anak didiknya, misalnya melakukan perbuatan asusila, menganiaya anak didiknya secara fisik, menjual ilmu demi keuntungan materi atau sering melakukan dosa pendidikan.
Menjadi pemilik media massa (baik cetak maupun elektronik: koran, majalah, tabloid, radio, televisi, dan juga internet) yang ‘hobi’ menampilkan bacaan, gambar dan tontonan yang merusak akhlak (pornografi, kekerasan, dan seks bebas) yang berlindung atas nama bisnis.

Kenakalan orangtua di pemerintahan
Contohnya seperti :
Suka korupsi, mengambil kebijakan menaikkan biaya pendidikan, menaikkan harga BBM, mahalnya biaya kesehatan, suka membuat janji-janji tapi lalu melupakannya, suka melakukan pungli atau suap menyuap.
Suka melanggengkan kemaksiatan, memberi izin untuk usaha prostitusi/lokalisasi, perjudian, tempat diskotik, pabrik minuman keras, dengan dalih besar pemasukannya.
Menutup mata terhadap problem yang diakibatkan usaha prostitusi, perjudian, narkoba, peredaran minuman keras, diskotik, dll.
Menerapkan aturan kehidupan yang tidak benar dan tidak baik, yakni Kapitalisme-Sekularisme (termasuk juga Sosialisme-Komunisme).

Marilah kita uraikan satu persatu petuah atau nasihat-nasihat yang kita berikan sebagai orangtua kepada anak-anak kita padahal kita melakukan dan tidak melakukannya :


Kita melarang anak kita berbicara kasar, padahal kita sering berkata-kata kasar pada anak kita.

Kita melarang anak kita tawuran atau ringan tangan, padahal kita sering menganiaya mereka anak-anak kita secara fisik, kita suka berkelahi di depan anak-anak kita, suka adu jotos di forum terhormat gedung lembaga legislatif ketika bersidang karena merasa tidak sepaham, yang di saksikan anak-anak kita langsung lewat televisi.

Kita melarang anak kita berbohong atau jujur, padahal sudah berapa kebohongan yang kita ciptakan kepada anak-anak kita.

Kita melarang anak kita mengkonsumsi narkoba, padahal kita sendiri adalah pemakai dan bandar narkoba itu sendiri.

Kita melarang anak kita bergaul bebas atau pacaran, padahal kita sendiri juga melakukan hal yang sama bergaul bebas baik dilingkungan masyarakat, maupun lingkungan kantor yang terkenal dengan nama selingkuh.

Kita melarang anak-anak kita minum-minuman keras dan berjudi, padahal kita adalah bandar judi dan pemilik pabrik menuman keras serta peminum dan penjudi.

Kita melarang anak kita merokok, padahal dirikita sudah sering membakar uang, dengan merokok di depan mata mereka, dan kita juga menjual rokok dan pemilik pabrik rokok.

Kita marah ketika anak kita tidak sholat, atau beribadah, padahal kita suka melalaikan bahkan tidak menunaikan kewajiban sholat.

Kita menghimbau agar anak-anak kita jangan mengkonsumsi tayangan yang pornografi, padahal dirikita sering menonton tayangan, membaca, mengakses situs-situs porno tersebut, bahkan kitalah yang memiliki media cetak, penulis naskah, membeli media-media pornografi tersebut.

Kita melarang anak-anak kita untuk menonton televisi terus menerus, padahal kita pengkonsumsi paling utama siaran televisi sampai tidak tidur.

Kita sering menasehati anak-anak kita untuk tidak berghibah atau memfitnah oranglain, padahal dirikitalah yang suka berghibah dan memfitnah itu.

Kita marah ketika tahu anak-anak kita sering nongkrong dan keluar malam, padahal kita juga melakukan hal yang sama, terkadang waktu shubuh baru pulang ke rumah.

Kita menasehati anak kita agar rajin sekolah, tetapi kita juga malas bekerja, bahkan sering mangkir dari kantor.

Kita mengeluhkan mengapa anak kita malas membaca, padahal kita juga sangat jarang memiliki kebiasaan membaca.

Kita sering mengajari mereka anak-anak kita untuk tidak melawan kepada orangtuanya, padahal kita dulunya juga suka melawan orangtua kita.

Kita marah ketika tahu anak kita suka mencuri, padahal kita sering mencuri uang negara, atau sering mendapatkan rejeki yang tidak halal.


Dan banyak lagi kenakalan-kenakalan yang kita lakukan sebagai orangtua, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga kita tidak termasuk dan tidak pernah melakukan kenakalan seperti yang diuraikan diatas. Amin. Jadi apa yang salah dengan kenakalan anak atau remaja, tidakkah ia sangat berbanding lurus dengan kenalan kita sebagai orangtua?

Jadwal Pelaksanaan dan Peraturan Medspin 2010

Lomba terdiri dari 5 babak yang akan diselenggarakan dalam 3 hari, yaitu :
Babak Penyisihan
Hari/tanggal : Minggu, 21 November 2010
Waktu : pukul 06.30 WIB s.d selesai
Tempat:
SMAN 1 Denpasar (Jalan Kamboja Denpasar)
SMAN 3 Bandung (Jalan Belitung 8 Bandung)
SMAN 1 Genteng Banyuwangi (Jl. KH. Wachid Hasyim no. 20)
SMAN 1 (Jl. Arief Rahman Hakim no. 1 Gresik)
SMAN 81 (Jln. Kartika Ekapaksi, KPAD Jatiwaringin, Jakarta Timur)
SMAN 1 Jember (Jl. Letjen Panjaitan No. 55 Jember)
SMAN 1 Yogyakarta (Jl HOS Cokroaminoto 10)
SMAN 2 Jombang (Jl Dr Wahidin Sudirohusodo 1 Jombang)
SMAN 2 Kediri (JLN.Veteran NO.7 Mojoroto Kota Kediri)
SMAN 2 Lamongan (Jln.Veteran no.1 Lamongan)
SMAN 2 Madiun (JL. Biliton NO. 24 Madiun)
SMAN 1 Pamekasan (jalan pramuka no 2)
SMAN 3 Malang (Jalan Sultan Agung Utara No. 7 Malang)
SMAN 1 Sooko Kab. Mojokerto (jalan R.A. Basuni NO. 361)
SMAN 1 Mataram (Jl. Pendidikan no.21 Mataram)
SMAN 1 Pasuruan (Jl. Soekarno-Hatta 40 Pasuruan)
SMAN 1 Probolinggo (Jl. Soekarno-Hatta 137 Probolinggo)
SMAN 1 Semarang (Jl. Taman Menteri Supeno 1 Semarang)
SMAN 3 Sidoarjo (Jalan Dr. Wahidin no. 130 Sidoarjo)
FK Universitas Airlangga (Jalan Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Sby)
SMAN 2 Tuban (Jalan dr.Wahidin Sudiro Husodo 869)
SMAN 1 Kedungwaru Tulunggagung (Jl Dr Wahidin Sudirohusodo 12)

Babak Semifinal
Semifinal tahap 1
Hari/tanggal : Sabtu, 27 November 2010
Waktu : pukul 07.00 WIB s.d selesai
Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Peserta : 75 regu yang dinyatakan lolos babak penyisihan
Semifinal tahap 2
Hari/tanggal : Sabtu, 27 November 2010
Waktu : pukul 13.00 WIB s.d selesai
Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Peserta : 30 regu yang dinyatakan lolos babak semifinal tahap 1

Babak Final
Hari/tanggal : Minggu, 28 November 2010
Waktu : pukul 07.00 WIB s.d selesai
Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Peserta : 15 regu yang dinyatakan lolos babak semifinal tahap 2


Grand Final
Hari/tanggal : Minggu, 28 November 2010
Waktu : pukul 10.30 WIB s.d selesai
Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Peserta : 5 regu yang dinyatakan lolos babak final

Sebelum mengikuti setiap babak perlombaan tiap peserta diwajibkan mengikuti daftar ulang dan technical meeting.


Materi Lomba
Materi yang diperlombakan pada babak penyisihan sesuai dengan kurikulum SMA kelas X, XI, XII dan IPA kedokteran meliputi bidang studi :
Biologi dengan komposisi soal 34%
Kimia dengan komposisi soal 33%
Fisika dengan komposisi soal 33%
Materi yang diperlombakan pada babak semifinal sesuai dengan kurikulum SMA dan IPA kedokteran Meliputi bidang studi :
Biologi
Kimia
Fisika
Materi yang diperlombakan pada babak final dan grandfinal sesuai dengan kurikulum SMA dan IPA kedokteran.


Sistem Penilaian dan Penyeleksian Lomba
Babak Penyisihan
Menggunakan perpaduan sistem grade dan jatah pada penyeleksian peserta yang lolos ke babak semifinal.
Dalam penyeleksian babak penyisihan, akan dibagi menjadi regio west (yang meliputi tempat seleksi Jabar, Jakarta, Jateng, dan Jogja) dan regio east (yang meliputi tempat seleksi Jatim, Bali, dan NTB)
Pengertian sistem grade adalah sistem prioritas nilai berdasarkan urutan rangking yang tertinggi dari seluruh wilayah perlombaan.
Pengertian sistem jatah adalah sistem perwakilan minimal 1 regu terbaik dari tiap tempat pelaksanaan lomba untuk masuk ke babak semifinal apabila seluruh peserta dari tempat tersebut tidak masuk dalam urutan nilai 75 teratas.
Urutan pengambilan semifinalis yaitu: juara 1, 2, 3 masing-masing regio (regio east dan west) akan langsung lolos ke semifinal. Selanjutnya juara 1 masing-masing wilayah (22 kota tempat pelaksanaan). Yang terakhir adalah peringkat 75 besar nasional selain juara 1, 2, 3 masing-masing regio dan juara 1 masing-masing wilayah pelaksanaan.
Untuk peraih tiga nilai tes penyisihan tertinggi di masing-msing regio akan mendapatkan konstribusi, yaitu:
• Juara I : Plakat, uang senilai Rp 1.500.000,00
• Juara II : Plakat, uang senilai Rp 1.000.000,00
• Juara III : Plakat, uang seniali Rp 500.000,00
Apabila pada akhir penilaian, terdapat jumlah nilai yang sama, akan dipilih 1 team yang berhak lolos ke babak berikutnya dengan urutan kriteria sebagai berikut :
• Perhitungan jumlah jawaban yang benar yang terbanyak.
• Jumlah jawaban yang benar pada soal-soal yang sudah diprioritaskan oleh panitia.
• Jika tidak ada perbedaan, maka akan diloloskan semua.
Hal ini terjadi apabila kapasitas untuk masuk ke babak selanjutnya sudah penuh
Dengan 2 sistem ini memungkinkan adanya perwakilan dari tiap-tiap tempat pelaksanaan lomba untuk masuk ke babak semifinal.
- Penyisihan dilaksanakan 21 November 2010 bertempat di 22 kota yang telah ditunjuk.
- Babak penyisihan terdiri dari 90 soal dengan waktu pengerjaan 90 menit
- Model soal adalah multiple choice question ( Tipe ABCDE, Tipe sebab-akibat, Tipe 1234)
Sistem penilaian menggunakan system :
• Benar +4
• Salah -1
• Kosong 0
Jumlah peserta yang lolos ke babak semifinal sebanyak 75 team
Babak Semifinal
Semifinal diadakan 27 November 2010 bertempat di kampus FK UNAIR Surabaya.
Tiap peserta wajib datang jam 07.00 WIB untuk daftar ulang, dilanjutkan dengan pengarahan oleh panitia.
Babak semifinal ini terdiri dari 2 tahap yaitu system rally dan studi kasus yg menuntut kerjasama, kesehatan jasmani, konsentrasi, srategi dan intelektual.
Pada babak semifinal tahap 1 (rally) tersedia 15 pos. Tiap pos 3 soal (biologi, fisika, kimia yang diintegrasikan dengan IPA kedokteran)
Soal yang diberikan terdiri dari Biologi, Fisika, Kimia yang diintegrasikan dengan IPA kedokteran.
Dari babak ini akan diambil 30 tim terbaik yg akan masuk babak semifinal tahap 2 atau studi kasus.
Pada babak semifinal tahap 2 (studi kasus) terdiri dari 5 kasus masing-masing berisi 3 pertanyaan yang bisa ditinjau dari masing-masing materi (biologi, kimia, fisika, yang diintegrasikan dengan IPA kedokteran) atau kombinasinya.
Dari babak semifinal tahap 2 akan diambil 15 team yang berhak masuk ke babak final berdasarkan nilai tertinggi.
Babak Final
Final diadakan 28 November 2010 bertempat di kampus FK UNAIR Surabaya.
Tiap peserta wajib datang jam 07.00 WIB untuk daftar ulang, dilanjutkan dengan pengarahan oleh panitia.
Pada babak ini akan diberikan soal praktikum dan teori menggunakan system rally.
Ada 15 pos yang masing-masing berisi soal praktikum visual dan teori.
Dari babak final akan diambil 5 team terbaik berdasarkan nilai tertinggi yang berhak masuk ke babak grandfinal untuk memperebutkan juara.
Babak Grandfinal
Grandfinal diadakan 28 November 2010 bertempat di kampus FK UNAIR Surabaya.
Babak grandfinal merupakan babak perebutan juara yang terdiri dari 3 bagian yaitu cepat tepat, praktikum, dan presentasi.
Pada bagian cepat tepat, akan diberi 35 pertanyaan rebutan yang dijawab oleh team yang menekan tombol pertama kali dengan penambahan nilai untuk jawaban benar dan pengurangan nilai untuk jawaban salah.
Pada bagian praktikum, setiap team diwajibkan melakukan praktikum sesuai tema dan membuat laporan praktikum dengan penilaian teknis praktikum dan hasil laporan praktikum.
Pada bagian presentasi, setiap team diwajibkan membuat bahan presentasi berdasar tema yang didapat dan mempresentasikannnya, serta menjawab pertanyaan seputar presentasi dari dewan juri.
Nilai pada masing-masing bagian akan diakumulasi untuk menentukan juara. Dari babak grandfinal akan dipilih 3 regu pemenang dengan hadiah:
juara I: Trophy bergilir Mendiknas, Trophy tetap Medspin 2010, Piagam, Uang tunai sebesar Rp. 5.000.000,00.
Juara II: Trophy bergilir Gubernur Jawa Timur, Trophy tetap Medspin 2010, Piagam, Uang tunai sebesar Rp. 4.000.000,00.
Juara III: Trophy bergilir Walikota Surabaya, Trophy tetap Medspin 2010, Piagam, Uang tunai sebesar Rp. 3.000.000,00.
Juara Harapan I: Rp 500.000,00 Piagam.
Juara Harapan II: Rp 500.000,00 Piagam.
Keterangan babak semifinal, final, dan grandfinal yang lebih detail akan disampaikan saat technical meeting menjelang masing-masing babak.
Segala kewenangan kunci jawaban sepenuhnya merupakan otoritas panitia dan tidak bisa diganggu gugat.