Minggu, 26 Juni 2011

Masa Lalu Cory Monteith: Mulai Dari Pengguna Narkoba Hingga Menjadi Aktor Sukses


Parade - "Aku bukan Finn Hudson," Ujar Cory Monteith mengenai kesamaan dirinya dan karakter yang ia perankan di Glee pada sebuah wawancara bersama Shawna Malcolm dari majalah PARADE. Cory juga menceritakan bagaimana kehidupannya di masa dulu yang cukup bermasalah, "Aku merasa sangat beruntung - Aku beruntung bahwa aku masih hidup hingga kini."

Aktor yang tumbuh besar di Victoria, British Columbia sempat merasakan dirinya seperti orang asing. Kedua orangtuanya bercerai saat ia berumur 7 tahun. Pada umur 13 tahun, Cory muncul menjadi siswa yang cukup berprestasi. Dan sebelumnya, pada umur 5 tahun, kemampuan membacanya sudah sangat tinggi, hingga setingkat anak kelas 4 SD. Lalu, ia berhenti sementara dari sekolah karena masalah minuman dan juga rokok. Pada akhirnya di umur 16 tahun ia pun memutuskan untuk benar-benar berhenti dari sekolah, setelah ia berpindah sekolah sebanyak 12 kali, termasuk mengikuti sebuah sekolah khusus untuk remaja bermasalah. "Aku sering sekali membakar jembatan," Ujarnya. "Aku benar-benar diluar kendali."

Ia juga mengakui bahwa dulu ia sempat menggunakan narkoba, "Segala macam narkoba dan semuanya, aku mengkonsumsinya sebanyak mungkin," Ujar Cory. "Dulu aku memiliki masalah yang sangat serius."

Karena takut Cory akan 'meninggal', Ibu Cory dan juga beberapa temaannya mencoba melakukan intervensi pada kelakuan Cory pada umur 19 tahun. "Itulah saat dimana aku pertamakali masuk panti rehabilitasi. Pada saat itu aku coba membatasi apa yang aku lakukan, namun itu semua selalu berakhir dengan aku yang kembali melakukan hal-hal yang aku coba untuk tinggalkan."

"Aku sering mencuri uang dari beberapa anggota keluargaku," Ia mengaku. "Aku tahu bahwa aku akan ketahuan, tapi aku sangat putus asa sehingga aku tidak peduli. Yang aku lakukan hanyalah mengakui apa yang aku lakukan dan berkata 'Ya, aku yang mengambil uangnya'. Itu adalah kalimat terhormat yang pertama kali keluar dari mulutku selama beberapa tahun."

Cory pun diberikan ultimatum: Berubahlah, atau setiap anggota keluarganya akan melaporkannya ke polisi dan memberikan tekanan biaya padanya. Walaupun itu bukanlah kali pertama Cory mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya ("Banyak barang-barang yang hilang saat aku berada di dekat keluargaku; aku membutuhkan cukup banyak ongkos"), Ia akhirnya pun terhindar dari penuntutan.

"Sudah cukup aku memerangi diriku sendiri," Ujarnya mengingat kembali saat-saat ia ingin untuk berubah. "Akhirnya aku berkata, 'Aku akan mulai melihat kehidupanku dan mencoba berpikir mengapa aku melakukan semua ini.'"

Cory pun pindah ke keluarga temannya di Nanaimo, sebuah kota kecil di Kanada dimana ia berhenti menggunakan narkoba, bekerja sebagai tukang genteng, dan mencoba menata kehidupannya kembali. Ia bekerja bersama seorang pelatih akting yang membawa Cory ke depan kamera untuk membuatnya berakting sebagai remaja yang ingin bunuh diri. Itu adalah saat dimana Cory mengubah hidupnya, dan untuk pertamakalinya ia merasakan arti kepuasan yang sebenarnya dari "Terus bekerja keras dan ahli dalam sesuatu."

Rasa kepedulian Cory yang terus berkembang merupakan alasan Cory mengapa ia memilih untuk menjelaskan secara detail tentang kehidupannya di masa lalu pada saat ini. Ia mengatakan pada PARADE, "Aku tidak mau anak-anak berpikir bahwa tidak apa jika mereka ingin keluar dari sekolah dan terus berkembang karena mereka bisa menjadi aktor terkenal. ... Tapi untuk beberapa orang yang kini tengah berpikir untuk menyerah dalam hidup mereka: Tetaplah kejar apa yang kau inginkan. Jika aku bisa, semua orang pasti bisa."

Karena kesuksesan karirnya kini Cory akhirnya mendapatkan beberapa penghargaan. Pada musim semi ini ia mendapatkan sebuah ijazah dari sekolah alternatif yang ia ikuti dulu di British Columbia. Dan pada akhir tahun 2009, ia bertemu kembali dengan ayahnya untuk pertamakalinya setelah ia berpisah selama 17 tahun. "Kami sempat mengobrol sekitar tiga atau empat kali," Ujarnya, "dan ia pun menghubungiku melalui Facebook. Ia menyambutku di bandara, dan mereka [Ayah Cory dan ibu tiri Cory] sangat bahagia hingga mereka hampir meneteskan air mata. Itu adalah momen yang bahagia bagiku. Pada satu titik, kau menyadari bahwa orangtuamu adalah manusia biasa. Mereka membuat keputusan terbaik sebisa mungkin dengan pilihan yang ada dihadapan mereka."

0 komentar:

Posting Komentar